BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam pembelajaran ada banyak terdapat strategi,
teknik, serta teori yang mempengaruhi
cara belaja para peserta didik. Arti dari
belajar itu sendiri adalah suatu perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap
telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Banyak
teori yang mengungkapkan cara belajar peserta didik dalam memahami suatu
pelajaran yang di dapatnya di sekolah maupun di rumah.
Salah satu dari teori tersebut
adalah teori Ausubel.
Menurut
Ausubel belajar adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang. Dari pengertian
tersebut, penulis ingin lebih memahami tentang teori belajar menurut Ausubel. Oleh
karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai penerapan
dari teori belajar
Ausubel dalam pembelajaran IPA di SD.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian
teori belajar menurut Ausubel ?
2.
Bagaimana penerapan
teori Ausubel dalam pembelajaran IPA ?
3.
Apa saja tipe
belajar menurut Ausubel ?
4.
Apa saja
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menerapkan teori Ausubel?
5.
Apa saja
ciri-ciri peta konsep Ausubel ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui
pengertian teori belajar menurut Ausubel.
2.
Untuk mengetahui
penerapan teori Ausubel dalam pembelajaran IPA.
3.
Untuk mengetahui
tipe belajar menurut Ausubel.
4.
Untuk memahami
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan untuk menerapkan teori belajar Ausubel.
5.
Untuk mengetahui
ciri-ciri peta konsep Ausubel.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Teori Belajar Menurut Ausubel
Ausubel adalah seorang ahli
psikologi kognitif. Inti dari teori belajarnya adalah belajar bermakna. Bagi Ausubel belajar bermakna
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang
terdapat pada struktur kognititf seseorang. Peristiwa psikologi belajar bermakna menyangkut asimilasi
informasi baru ke dalam pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif
seseorang. Jadi dalam belajar bermakna, informasi baru diasimilasikan pada
subsumber-subsumber relevan yang telah ada dalam struktur kognitif seseorang. Sebagai
hasil belajar menyebabkan pertumbuhan dan modifikasi subsumber-subsumber yang telah ada.
Berkembang atau tidaknya subsumber sangat tergantung pada pengalaman seseorang.
Menurut
Ausubel, Novak, dan Hanesian (1978), terdapat dua jenis belajar, yaitu belajar
bermakna (meaningful learning) dan
belajar menghafal (rote learning).
Menurut teori ini, seorang peserta didik belajar dengan cara mengaitkan dengan
pengertian yang sudah dimiliki oleh peserta didik. Jika pengertian yang
dimiliki peserta didik berbeda dengan konsep yang diberikan di kelas maka
informasi baru harus dipelajari melalui belajar menghafal. Dalam proses ini,
informasi baru tidak diasosiasikan dengan konsep yang telah ada di struktur
kognitif. Belajar menghafal ini perlu jika seseorang memperoleh informasi baru
dalam dunia pengetahuan yang sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang
telah diketahui (Ausubel dkk., 1968 dan Novak, 1977).
Inti dari teori belajar Menurut Ausubel
adalah belajar bermakna. Belajar bermakna adalah suatu proses yang dikaitkan dengan informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur kognitif seseorang.
Berdasarkan teori ini, dalam proses
pembelajaran, IPA akan lebih bermakna jika peserta didik membangun konsep yang
ada dalam dirinya dengan melakukan proses asosiasi terhadap pengalaman,
fenomena-fenomena yang mereka jumpai, dan fakta-fakta baru ke dalam pengertian
yang telah dimiliki.
B. Penerapan
Teori Ausubel dalam Pengajaran IPA
Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang
telah diketahui oleh siswa. Informasi yang baru diterima akan disimpan di
daerah tertentu dalam otak. Banyak sel otak yang terlibat dalam penyimpanan
pengetahuan tersebut.
David P. Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih
efisien dari segi waktu yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan
menyajikan bahwa pembelajar dapat mempelajari materi pelajaran dalam jumlah
yang lebih banyak.
Dalam penerapan di IPA SD, Ausubel membuat
peta hirarki konsep-konsep atau tahapan-tahapan dimana konsep-konsep yang
bersifat umum berada di puncak hirarki dan semakin ke bawah konsep-konsep atau
tahapan-tahapan diurutkan lebih khusus. Hal tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip
atau tahap-tahap yang dikemukakan oleh Ausubel yaitu :
a.
Pengaturan Awal
(advance organizer)
Pengaturan
awal atau dapat disebut juga sebagai bahan pengait maka dapat mengaitkan aatara
konsep lama yang telah dimiliki siswa dengan konsep baru yang maknanya jauh
lebih tinggi. Pengaturan awal ini dapat kita lihat pada RPP pada kegaiatan awal
bagian apersepsi, dimana guru menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa
dengan materi pelajaran yang baru. Misalnya dalam pembelajaran IPA di SD, guru
mengajarkan tentang bagian-bagian tumbuhan yang terdiri dari akar, daun,
batang, bunga, buah, dan biji. Maka guru dapat bertanya kepada siswa dengan
beberapa pertanyaan, misalnya: apakah kalian tahu daun? Apa warna daun itu?
Daun pada tumbuhan berguna untuk apa?. Jadi pada pengaturan awal ini dapat
mengaitkan antara konsep lama siswa yang sudah tahu warna daun kemudian
dihubungkan dengan konsep baru yaitu kegunaan dari daun.
b.
Diferensiasi Progresif
Diferensiasi
progresif adalah suatu proses menguraikan masalah pokok menjadi bagian-bagian
yang lebih rinci dan khusus. Proses penyusunan pelajaran yang mengenalkan pada
siswa dari konsep yang umum atau inklusif kemudian menuju ke konsep yang
khusus. Sehingga pelajaran dimulai dari yang umum menuju ke yang khusus. Misalnya
dalam pembelajaran IPA di SD, guru memberikan materi mengenai jenis hewan
berkaki empat, kemudian guru dapat mengajukan pertanyaan yaitu hewan apa saja
yang berkaki empat?, diantara hewan berkaki empat, hewan apa sajakah yang
pemakan rumput dan pemakan daging?. Dari pertanyaan guru tersebut maka
siswa dapat mengetahui bahwa hewan berkaki empat itu ada yang pemakan rumput
dan ada juga yang pemakan daging. Sehingga pelajaran dari umum-khusus.
c.
Consolidasi (belajar
subordinatif)
Dalam
konsilidasi (consolidation) guru memberikan pemantapan atas materi pelajaran
yang telah diberikan untuk memudahkan siswa memahami dan mempelajari
selanjutnya. Dalam hal ini guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa,
misalnya dalam materi tumbuhan. Guru dapat menanyakan pada siswa tentang
bagian-bagian dari tumbuhan serta fungsi dari bagian tumbuhan tersebut. Belajar superordinat adalah proses struktur kognitif yang
mengalami pertumbuhan ke arah diferensiasi, terjadi sejak perolehan informasi
dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut. Proses
belajar tersebut akan terus berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan
hal-hal baru. Belajar superordinat akan terjadi pada konsep-konsep yang lebih luas dan inklusif.
d.
Rekonsiliasi Integratif
Menurut
konsep rekonsiliasi integratif dalam mengajar, konsep-konsep perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya menunjukkan pada siswa bagaimana
konsep dan prinsip tersebut saling berkaitan. Guru menjelaskan dan menunjukkan
secara jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan materi yang telah
dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai siswa. Dengan demikian siswa
akan mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan dijelaskan tersebut. Contoh
dalam pembelajaran, misal mempelajari materi tentang bagian tumbuhan yaitu
daun. Siswa pada kelas sebelumnya telah mempelajari tentang daun, tetapi hanya
sebatas mengetahui tentang apa itu fungsi daun. Dan pada kelas berikutnya siswa
kembali mempelajari tentang daun, akan tetapi dalam materi ini siswa akan lebih
mendalami tidak hanya sebatas pada fungsi daun saja melainkan macam-macam
tulang daun.
C.
Tipe Belajar Menurut Ausubel
Menurut Ausubel dan Robinson dalam Slameto (2010, 24)
ada 4 macam tipe belajar :
a.
Belajar menerima bermakna (Meaningful Reception Learning)
Belajar menerima bermakna yaitu materi pelajaran yang telah tersusun
secara logis disampaikan kepada pelajar sampai bentuk akhir, kemudian
pengetahuan yang baru itu dikaitkan dengan pengetahuan yang dia miliki.
b.
Belajar menerima yang tidak
bermakna (Reception Learning)
Belajar menerima yang tidak bermakna yaitu materi pelajaran yang telah
tersusun secara logis disampaikan kepada pelajar sampai bentuk akhir, kemudian
pengetahuan yang baru itu dihafalkan tanpa mengaitkannya dengan pengetahuan
yang dia miliki.
c.
Belajar penemuan bermakna (Meaningful Discovery Learning)
Belajar dengan penemuan bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajarinya atau pelajar menemukan
pengetahuannya dari apa yang dia pelajari kemudian pengetahuan baru itu dia
kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
d.
Belajar penemuan yang tidak
bermakna (Discovery Learning)
Belajar dengan penemuan tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari
ditemukan sendiri oleh pelajar tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya, kemudian dia hafalkan.
D.
Prinsip yang Perlu Diperhatikan Untuk Menerapkan Teori Ausubel
Faktor yang paling penting yang
mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui oleh siswa dalam mengaitkan konsep-konsep yang
telah ada dalam struktur kognitif dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu
:
a.
Prinsip Diferensiasi Progresif (progressive
differentiation)
Dalam diferensiasi progresif,
konsep-konsep yang diajarkan dimulai dengan konsep-konsep yang umum menuju
konsep-konsep yang lebih khusus.
b. Prinsip Rekonsiliasi integratif (integrative
reconciliation)
Dalam rekonsiliasi integratif,
konsep-konsep atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
E.
Ciri-ciri
Peta Konsep Ausubel
Ada empat ciri peta konsep Ausubel, yakni:
1)
Pemetaan konsep merupakan
suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan organisasi dalam suatu bidang
studi. Ini berlaku bukan hanya untuk bidang studi Ipa
2)
Suatu peta konsep merupakan
suaatu gambaran/diagram dua dimensi daari suaatu disiplin atau suatu bagian
dari suatu disiplin.
3)
Dari setiap konsep, konsep
yang paling umum (inklusif) terdapat pada puncak konsep, makin kebawah
konsep-konsep menjadi lebih khusus sampai pada pemberian contoh-contoh.
4)
Suatu peta konsep memmuat
hierarki konsep-konsep. Makin tinggi suatu hierarki yang ditunjukkan maka makin
tinggi nilai peta konsep itu.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Inti dari
teori belajar Menurut Ausubel adalah belajar bermakna. Belajar bermakna
adalah suatu proses yang dikaitkan
dengan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat pada struktur
kognitif seseorang.
Dalam
penerapan di IPA SD, Ausubel membuat peta hirarki konsep-konsep atau
tahapan-tahapan dimana konsep-konsep yang bersifat umum berada di puncak
hirarki dan semakin ke bawah konsep-konsep atau tahapan-tahapan diurutkan lebih
khusus. Hal tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip atau tahap-tahap yang dikemukakan
oleh Ausubel yaitu : Pengaturan Awal (advance organizer), Diferensiasi Progresif, Consolidasi (belajar
subordinatif), Rekonsiliasi
Integratif.
Menurut
Ausubel dan Robinson dalam Slameto (2010, 24) ada 4 macam tipe belajar : Belajar menerima bermakna (Meaningful
Reception Learning), Belajar menerima yang tidak bermakna (Reception Learning), Belajar penemuan
bermakna (Meaningful Discovery Learning),
Belajar penemuan yang tidak bermakna (Discovery
Learning).
Salah
satu ciri peta konsep Ausubel adalah Dari setiap konsep, konsep yang paling
umum (inklusif) terdapat pada puncak konsep, makin kebawah konsep-konsep
menjadi lebih khusus sampai pada pemberian contoh-contoh.
B. Saran
Saran dari penulis yaitu guru diharapkan dapat
menerapkan teori belajar menurut Ausubel dengan baik kepada peserta didik. Dan
diharapkan agar peserta didik juga lebih cepat faham jika menggunakan teori
tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Wisudawati,
A. W. dan Sulistyowati, E. 2015. Metodologi
Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara
Tips, Dokumen. Teori
Belajar Ausubel dalam Pembelajaran Ipa Sd 1
Edu. Academia. E-Learning Teori Belajar dalam Pembelajaran IPA SD
Lintang, Efoel. 2014. Teori Belajar Ausubel dan Penerapannya
Iqhenujha. 2015. Penerapan
Teori Ausubel
Mojorurut 2, SDN. 2013. Penerapan Teori Ausubel
Nurratri. 2017. Teori
Belajar Ipa Sd
Karyaku. 2015. Teori
Belajar Bermakna dari David P
Top Casino Sites in 2021 - ChoE CasinoCasino
BalasHapusList of the 제왕 카지노 top Online Casino Sites choegocasino with bonuses and games by the TOP Online Casinos of 2021 ➤ Read the Casino 인카지노 Reviews in our exclusive guide!