ARTIKEL
Perkembangbiakan Makhluk
Hidup
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Media Pembelajaran Berbasis ICT
Dosen
Pengampu : Surya Priyambudi, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
CAHYANI RAHMATIKA
1686206051
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA
INSAN MANDIRI
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta inayah-Nya kepada kita semua. Kesejahteraan
semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menuntun kita menuju jalan kebenaran.
Alhamdulillah, saya telah
menyelesaikan tugas artikel yang berjudul “Perkembangbiakan Makhluk Hidup” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Berbasis ICT tahun
akademik 2018-2019.
Makalah ini tidak lepas dari
segala kekurangan, mengingat pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri dari segala saran
dan kritikan dari pembaca untuk menyempurnakan artikel ini.
Surabaya, Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul .................................................................................................................... i
Kata pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang ................................................................................................................ 1
B.
Rumusan masalah ........................................................................................................... 1
C.
Tujuan ............................................................................................................................ 1
D.
Manfaat........................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Pendidikan.................................................................................................... 2
B.
Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar .............................................................................. 3
C.
PErkembangbiakan
Makhluk Hidup .............................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
A.
Proses
Perkembangbiakan Pada Manusia ...................................................................... 7
B.
Proses
Perkembangbiakan Pada Hewan ...................................................................... 10
C.
Proses
Perkembangbiakan Pada Tumbuhan.................................................................. 14
BAB
IV PENUTUP
A. Simpulan
...................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang
kita ketahui makhluk hidup ada di sekeliling kita, bahkan di lingkungan
terkecil pun, kita dapat menemukan makhluk hidup. Makhluk hidup sendiri adalah segala sesuatu yang bisa
bernafas dan bisa bergerak. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan (air
maupun darat) serta tumbuhan. Tidak hanya memiliki kemampuan untuk bernafas,
bergerak, makhluk hidup juga mempunyai kemamapuan untuk berkembangbiak yang
dalam hal ini tumbuh dan berkembang. Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai
induknya.
Tanpa kita
sadari makhluk hidup di sekitar kita, kian hari kian bertambah jumlahnya.
Contohnya saja manusia. Populasi manusia semakin bertambah dari tahun ke tahun.
Mengapa hal itu terjadi? Karena setiap makhluk hidup berusaha melestarikan
jenisnya dari kepunahan. Oleh karena itu,
setiap makhluk hidup memliki kemampuan untuk berkembang biak. Berkembangbiak sangat diperlukan oleh
makhluk hidup untuk mendapatkan keturunan atau penerus dari spesies yang sama
dengan orang tua atau induknya. Jika makhluk hidup tidak melakukan
perkembangbiakan maka spesies itu akan punah, maka dari itu berkembangbiak
sangat diperlukan dalam kehidupan makhluk hidup.
Dalam artikel kali ini penulis sangat
tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul “Perkembangbiakan Makhluk
Hidup”.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
proses perkembangbiakan pada manusia?
2. Bagaimana
proses perkembangbiakan pada hewan?
3. Bagaimana
proses perkembangbiakan pada tumbuhan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui proses perkembangbiakan pada manusia.
2. Untuk
mengetahui proses perkembangbiakan pada hewan.
3. Untuk
mengetahui proses perkembangbiakan pada tumbuhan.
D. Manfaat
1. Bagi
Mahasiswa
Untuk
memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah ICT
2. Bagi
Dosen
Sebagai
bahan pertimbangan untuk nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah ICT
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Pengertian
Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses,
tekhnik, dan metode belajar mengajar dengan maksud mentransfer suatu
pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis
dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang relative lama.
Sedangkan menurut pusat bahasa
departemen pendidikan nasional, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan
tata cara seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Harsono ; 2011:162)
Menurut Hasibuan yang dikutip dari
Edwin. B. Flippo (2002:69) pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan
pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh. Menurut
Ruky dalam Hendrik Setiawan (2006) pendidikan/belajar (learning) adalah
tindakan yang dilakukan oleh pihak karyawan dalam upaya menguasai,
keterampilan, pengetahuan, dan sikap tertentu yang mengakibatkan perubahan yang
relative bersifat permanen dalam perilaku kerja mereka.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)
Pengertian pendidikan menurut instruksi
presiden no. 15 tahun 1974, pendidikan adalah segala sesuatu usaha untuk
membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan
rohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam
rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan
pancasila (Soekidjan, 2009 : 138). Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan
yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan
diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori (Hasibuan, 2001 : 69)
Disamping bekerja seringkali pendidikan
merupakan syarat pokok untuk memegang fungsi tertentu, pada dasarnya fungsi
pendidikan adalah sama dengan fungsi latihan yaitu memperlancar dalam
melaksanakan tugas, kegiatan memperbaiki dan pengembangan tingkah laku,
keterampilan dan pengetahuan pegawai yang bersangkutan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang tidak dapat dipisahkan dari sistem organisasi. Adanya
pegawai yang baru dan yang akan menempati posisi baru, mendorong pihak
kepegawaian senantiasa menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan.
Menurut Andrew F. Sikula pengembangan
mengacu pada masalah staff dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka
panjang, menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan
mana manager belajar pengetahuan kenseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
B. Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar
1. Pengertian
IPA
Ilmu
pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science,
artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut
paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam.
Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
IPA
adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan
segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992 : 3). Menurut Nash 1963 (dalam Hendro
Darmodjo, 1992 : 3) IPA adalah cara atau metode untuk mengamati
alam yang sifatnya
analisis, lengkap, cermat
serta menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam
yang lainnya. Sedangkan menurut Powler
(dalam Winaputra, 1992:122) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang
sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum berupa kumpulan hasil
observasi dan eksperimen.
Secara
umum IPA adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena atau gejala-gejala alam
yang terjadi di lingkungan. Sedangkan menurut Sri (2006, hlm. 1) mengemukakan
bahwa “Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains (science) adalah
ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam.” Sedangkan menurut Sudjana
(2003, hlm. 13) mengemukakan bahwa “IPA atau sains merupakan salah satu ilmu
yang diajarkan mulai dari siswa SD sampai perguruan tinggi (PT).
Menurut
Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4), Science is a
collection of well attested theories which explain the patterns and
regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara
bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji
kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam
yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting
yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori.
Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam.
Lebih
lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4), mendefinisikan IPA sebagai berikut: “ Science
is the investigation and interpretation of events in the natural, physical
environment and within our bodies”. IPA merupakan penyelidikan dan
interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik, dan tubuh kita.
Berdasarkan
pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya
IPA terdiri atas 3 unsur utama. Ketiga unsur tersebut yaitu produk, proses ilmiah, dan pemupukan
sikap. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam bentuk
fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA
sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau metode
untuk mengetahui dan
memahami gejala-gejala alam (IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya
pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).
2. Tujuan
Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran
IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan
kemampuan bertanya dan mencari
jawaban atas fenomena
alam berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir
ilmiah.
Menurut
Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 6), tujuan pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar sebagai berikut:
a. Memahami
alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta
konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya;
b. Memiliki
keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA, berupa “keterampilan
proses” atau metode ilmiah yang sederhana;
c. Memiliki
sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang
dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptanya;
d. Memiliki
bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan
pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agar peserta didik mampu memiliki kemampuan
sebagai berikut:
a. Memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan
e. Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
f. Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs. (Mulyasa, 2010: 111).
C. Perkembangbiakan
Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup merupakan bagian
dari pelajaran IPA. Pembelajaran IPA yang baik harus
mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari- hari siswa. Siswa diberi
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan,
membangkitkan ide-ide siswa,
membangun rasa ingin
tahu tentang segala sesuatu yang ada di lingkungannya, membangun keterampilan (skill) yang diperlukan, dan
menimbulkan kesadaran siswa bahwa pembelajaran
IPA menjadi sangat diperlukan
untuk dipelajari (Samatowa,
2006: 104). Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD perlu didasarkan pada pengalaman langsung
siswa di kehidupannya sehari-hari serta
menimbulkan kesadaran siswa untuk belajar IPA.
Berkembang biak artinya makhluk hidup
dapat menghasilkan keturunan, tujuannya yaitu untuk memperbanyak keturunan agar
jenisnya tidak punah. Cara perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Manusia
berkembang biak dengan cara melahirkan anak, hewan berkembang biak dengan cara
bertelur, beranak, bertelur-beranak, bertunas, fragmentasi, dan lain-lain.
Tumbuhan berkembang biak secara alami dan buatan. Perkembangbiakan alami pada
tumbuhan dilakukan dengan biji, tunas, spora, membelah diri, umbi, akar
tinggal, sedangkan perkembangbiakan bauatan tumbuhan misalnya stek, cangkok,
kultur jaringan. Perkembangbiakan
tumbuhan secara generatif atau kawin dapat dilakukan dengan ditandai munculnya
bunga. Organ-organ bunga yaitu sepal, petal, stamen, dan karpel. Stamen dan
karpel merupakan organ reproduktif, sedangkan sepal dan petal merupakan organ
steril. Stamen terdiri dari anter dan filamen, sementara karpel terdiri dari
stigma, stilus, dan ovarium.
Stamen (benang sari) merupakan alat
kelamin jantan, sedangkan alat kelamin betina adalah karpel (putik). Di dalam
benang sari terdapat serbuk sari yang merupakan sel kelamin jantan. Tidak semua
tumbuhan memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga. Tumbuhan yang
memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga disebut bunga sempurna/ bunga
ideal.
Perkembangbiakan secara kawin pada
tumbuhan dimulai dengan penyerbukan atau polinasi. Polinasi adalah transfer
polen dari anter ke stigma (kepala putik). Jika polinasi berhasil, maka akan
menghasilkan sebuah tabung polen yang kemudian tumbuh dan turun ke ovarium
melalui stilus. Tabung polen tersebut kemudian melepaskan dua sperma ke dalam
gametofit betina (kantong embrio) ke dalam ovul. Saat mencapai gametofit
betina, salah satu sperma memfertilisasi sel telur dan membentuk zigot. Sperma
yang lain berkombinasi dengan dua nukleus polar dari kantong embrio sel tengah
yang besar dan membentuk nukleus triploid yang berkembang menjadi endosperma.
Penyatuan dua sel sperma dengan nukleus-nukleus yang berada pada gametofit
tersebut dinamakan fertilasasi ganda (Campbell, dkk, 2012: 389). Setelah
fertilisasi ganda, maka setiap ovul berkembang menjadi biji dan ovarium
berkembang menjadi buah yang menyelubungi biji.
Biji yang dihasilkan nanti merupakan cikal bakal dari tumbuhan baru.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Proses
Perkembangbiakan Pada Manusia
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dapat berkembang biak.
Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.
Demikian pula manusia. Untuk melestarikan jenisnya, manusia berkembang biak
secara kawin (generatif). Perkembangbiakan secara
kawin ter-jadi karena ada proses penggabungan antara sel sperma dan sel telur.
Sel sperma dihasilkan laki-laki dan sel telur dihasilkan
perempuan.
Manusia dapat memulai proses
perkembangbiakan ketika sudah dewasa. Sebelum dewasa, manusia mengalami proses
menuju kedewasaan yang ditandai dengan
masa pubertas.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai sejak
penggabungan antara sel sperma dan sel telur yang membentuk zigot.
Zigot merupakan cikal bakal dari individu baru. Pertumbuhan dan
perkembangan berlanjut hingga manusia dewasa dan akan mengalami penuaan.
Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia secara umum terjadi dalam dua
tahap.
Pertumbuhan dan perkembangan tahap pertama terjadi di dalam
rahim. Adapun pertumbuhan dan perkembangan tahap kedua terjadi di luar rahim.
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh. Contohnya, bertambahnya
berat badan dan tinggi badan. Adapun perkembangan adalah kegiatan
sel-sel dalam membentuk fungsi-fungsi khusus tubuh.
1. Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia di dalam Rahim.
Pertumbuhan
dan perkembangan manusia di dalam rahim dimulai ketika terjadi
penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Rahim hanya dimiliki perempuan. Jadi,
pertumbuhan dan perkembangan pertama kali terjadi di dalam tubuh seorang
ibu. Bergabungnya sel sperma dan sel telur akan membentuk zigot. Proses
tersebut dinamakan dengan proses pembuahan atau fertilisasi.
Setelah terjadi pembuahan, zigot akan terus membelah dan membentuk embrio.
Setelah 120 jam dari pembelahan, embrio akan menempel di dinding rahim
ibu. Perhatikanlah Gambar dibawah ini. Proses penempelan ini disebut implantasi.
Embrio tumbuh menjadi janin dan mulai mendapatkan makanan dan
oksigen. Makanan dan oksigen diperoleh dari ibu.
Masa pertumbuhan
dan perkembangan manusia di dalam rahim disebut juga dengan masa
kehamilan. Masa kehamilan itu terjadi selama kurang lebih 38
minggu. Setelah kurang lebih 38 minggu di dalam rahim, bayi akan
lahir ke dunia dan memulai pertumbuhan dan perkembangannya di luar rahim.
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim
dapat dijelaskan dalam Gambar berikut.
2. Pertumbuhan
dan Perkembangan Manusia di Luar Rahim
Pertumbuhan dan perkembangan manusia di luar rahim atau
setelah lahir terjadi dalam beberapa tahap.
Elizabeth Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan,
membaginya ke dalam empat tahapan. Tahapannya sebagai berikut.
a. Tahap
orok,
mulai lahir sampai usia dua minggu.
b. Tahap
bayi,
mulai usia dua minggu sampai usia dua tahun.
c. Tahap
kanak-kanak,
mulai usia dua tahun sampai masa pubertas (sekitar 11 tahun).
d. Tahap
remaja atau pubertas, mulai usia 9 sampai 14 tahun, dan berakhir menjelang usia
20 tahunan dengan ditandai berhentinya pertambahan tinggi badan.
Tahapan pubertas ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan
manusia untuk berkembang biak, karena dengan terjadinya perubahan fisik pada
tubuh memungkinkan manusia dapat berkembang biak secara kawin.
Masa pubertas pada anak perempuan juga lebih cepat
dibandingkan dengan anak laki- laki. Perubahan yang jelas terlihat pada
perubahan fisiknya yang mengiringi perubahan utama yang terjadi dalam tubuh.
Perubahan tersebut dikendalikan oleh hormon kelamin.
Ciri-ciri perubahan fisik dapat kita lihat pada masa pubertas adalah
sebagai berikut.
a. Pubertas
pada Laki-Laki
Pada
masa pubertas, setiap laki-laki akan mengalami perubahan sebagai berikut:
1) Tumbuhnya
tulang yang menonjol di tengah-tengah leher. Tulang ini disebut jakun.
Tumbuh-nya jakun ini disertai dengan membesarnya suara.
2) Tumbuhnya
rambut-rambut di beberapa bagian tubuh, antara lain kumis, janggut, rambut
di ketiak, dan rambut di sekitar alat kelamin.
3) Dada
akan lebih membidang.
b. Pubertas
pada Perempuan
Perubahan
fisik perempuan pada saat pubertas akan terlihat lebih jelas
dibandingkan dengan laki-laki. Perubahan yang dialami adalah sebagai
berikut.
1) Tumbuhnya
payudara.
2) Pinggul
melebar sehingga bentuk tubuh pun akan terlihat lebih melekuk.
3) Tumbuhnya rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin.
4) Suara
jadi melengking
Kematangan
perkembangan alat kelamin pada perempuan, ditandai dengan terjadinya
menstruasi. Menstruasi adalah keluarnya sel telur (ovum) dari indung telur
(ovarium) yang tidak dibuahi bersama lapisan dinding rahim yang banyak
mengandung pembuluh darah. Pada saat
menstruasi darah keluar sedikit demi sedikit malalui lubang kelamin
(vagina) selama 2-14 hari, mentruasi terjadi setiap bulan sekali atau terjadi
setiap 28 hari sekali. Namun setiap wanita lama menstruasi dan siklus
menstruasi berbeda-beda.
Apabila seorang
perempuan telah mengalami menstruasi
berarti telah memper- siapkan diri untuk terjadinya kehamilan. Pinggul
membesar untuk mempermudah kelahiran dan payudara membesar untuk mempersiapkan
air susu bagi bayi yang dilahirkannya.
Pubertas pada anak
laki-laki ditandai dengan dihasilkannya sel sperma (sel kelamin jantan) oleh
alat kelamin laki-laki yang disebut testis. Jutaan sperma dihasilkan setiap
hari oleh seorang laki-laki. Sehingga apabila testis telah penuh, kemungkinan
sperma keluar dengan sendirinya melalui mimpi, yang dikenal dengan mimpi basah.
Dengan terjadinya perubahan dalam
tubuh, seorang perempuan dapat menghasilkan sel telur dan seorang laki-laki
dapat menghasilkan sel sperma. Hal inilah memungkinkan manusia melakukan
perkembangbiakan atau kawin. Namun, untuk manusia ketika akan melakukan proses
perkembangbiakan harus memperhatikan nilai-nilai agama, yaitu melalui proses
pernikahan. Melestarikan keturunan tanpa melalui proses pernikahan merupakan
tindakan tidak bermoral yang harus dihindari. Maka hati-hatilah dalam bergaul
antara laki-laki dengan perempuan. Hindarilah pergaulan bebas dan hal-hal yang
menjurus ke pergaulan bebas, seperti berdua-duaan antara laki dan perempuan,
hindari tontonan dan bacaan yang tidak pantas. Selain itu, ikutilah
aturan-aturan dalam agama seperti berpenampilan baik, berbudi pekerti luhur dan
selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara beribadah.
Setelah usia 40 tahun tubuh kita akan
menua dengan cepat. Masa ini disebut lanjut usia. Masa lanjut usia ditandai
dengan kulit menjadi berkerut, tulang-tulang makin rapuh, otot makin lemah,
rambut menipis, dan memutih. Pada akhirnya fungsi organ dalam tubuh berhenti
dan suatu saat seseorang meninggal.
B. Proses
Perkembangbiakan Pada Hewan
Proses perkembangbiakan pada hewan
berbeda dengan manusia, proses perkembangbiakan hewan ada yang secara tidak
kawin (Vegetatif) dan secara kawin (Generatif)
1. Perkembangbiakan
Secara Tidak Kawin (Vegetatif)
a. Membelah
Diri
Membelah diri Perkembangbiakan
terjadi pada hewan bersel satu, seperti amoeba, proto- zoa, paramecium, dan
virus. Secara umum perkembangbiakan vegetatif pada hewan bersel satu dengan
cara membelah diri. Hewan bersel satu, seperti amoeba, mempunyai inti sel.
Perkembangbiakan amoeba dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua bagian.
Setelah itu dikuti dengan pembelahan cairan sel dan dinding sel. Akhirnya
terbentuklah dua sel amoeba baru. Kedua amoeba ini hidup mandiri dan
akan membelah diri
lagi.
b. Tunas
Tunas Calon anak
muncul dari bagian samping tubuh. Lama kelamaan calon anak tersebut besar dan
memisahkan diri. Contoh hewan yang dapat bertunas adalah anemon laut dan hydra.
Hydra adalah hewan
yang tidak bertulang belakang. Hydra hidup pada air tawar. Pada tubuh Hydra
dewasa akan muncul tonjolan. Tonjolan tersebut akan terus tumbuh dan
membesar. Ketika setelah cukup besar, tunas itu akan terlepas dari
tubuh induknya. Tunas yang terlepas akan tumbuh dan berkembang
menjadi individu baru.
c. Fragmentasi
Fragmentasi adalah
perkembangbiakan yang berasal dari potongan tubuhnya sendiri. Contoh hewan
yang berkembang biak dengan cara fragmentasi adalah planaria.
Cacing planaria
merupakan cacing pipih. Planaria bisa kamu temukan di bawah bebatuan
di sungai. Ukurannya sangat kecil . Jika kita potong salah satu
bagian tubuhnya, potongan tubuh itu akan tumbuh menjadi individu baru.
2. Perkembangbiakan
Secara Kawin (Generatif)
Setiap
makhluk hidup mempunyai kemampuan memperbanyak jenisnya, begitu pula hewan.
Hewan yang telah dewasa akan membentuk sel-sel kelamin. Hewan jantan akan
menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan hewan betina akan
menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur/ovum.
Perkembangbiakan
generatif pada hewan diawali dengan perkawinan atau pembuahan. Pembuahan adalah
peleburan antara ovum dengan sperma setelah terjadi pembuahan terbentuklah
zigot. Zigot adalah sel telur yang telah dibuahi. Selanjutnya zigot tumbuh
menjadi janin, kemudian janin tumbuh menjadi anak atau individu baru.
Berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya, maka hewan dikelompokkan menjadi hewan
beranak (vivipar), hewan bertelur (ovipar) dan hewan bertelur-beranak
(ovovivipar).
a. Hewan
Beranak atau Vivipar
Vivipar
adalah hewan yang melahirkan anaknya. Hewan beranak atau vivipar mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut.
1) Janin
tumbuh di dalam rahim induk betina (masa kehamilan).
2) Janin
memperoleh makanan dari induknya dengan perantaraan tali pusat atau plasenta.
3) Pertumbuhan
janin relatif lambat.
4) Bentuk
tubuh anak yang lahir sama dengan bentuk tubuh induk.
5) Mempunyai
daun telinga.
6) Induk
betina menyusui anaknya. Hewan menyusui anaknya disebut mamalia.
Contoh
hewan beranak antara lain kambing, gajah, kucing, singa, tikus, kerbau,
kelelewar, sapi, kuda, beruang, paus, lumba-lumba, dan sebagainya.
b.
Hewan Bertelur atau Ovipar
Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar tubuh induk betinanya. Hewan bertelur atau
ovipar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)
Janin tumbuh di luar tubuh
induk betina tetapi di dalam telur bercangkang.
2)
Janin memperoleh makanan dari cadangan makanan yang tersimpan
dalam telur.
3)
Janin tumbuh relatif cepat.
4)
Bentuk tubuh anak umumya
sama dengan bentuk tubuh induknya.
5)
Tidak mempunyai daun
telinga.
6)
Tidak mempuyai kelenjar susu.
7)
Tidak menyusui anaknya.
Contoh hewan bertelur atau ovipar antara lain ayam,
burung, ikan, penyu, ular, katak, kupu-kupu, dan sebagainya.
Pada beberapa unggas atau burung, telur dierami
sehingga memperoleh panas yang sesuai dari tubuh induknya hingga menetas. Masa
mengerami setiap jenis burung berbeda-beda. Misalnya, masa mengerami pada ayam
adalah 21 hari. Setelah melalui masa mengerami telur ayam akan menetas, kulit
telur akan pecah dan akan keluar anak ayam yang sama dengan induknya.
Beberapa hewan bertelur, seperti katak, kupu-kupu,
nyamuk, dan belalang, ketika belum dewasa bentuk tubuh anaknya berbeda dengan
bentuk tubuh induknya. Selama pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan,
hewan-hewan tersebut mengalami beberapa kali perubahan bentuk yang dikenal
dengan istilah metamorfosis.
c.
Hewan Bertelur – Beranak
atau Ovovivipar
Selain
hewan ovipar dan vivipar, ada juga hewan yang dapat
bertelur-melahirkan (ovovivipar). Pada hewan ovovivipar, setelah
terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh induk.
Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan
tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam
telur. Setelah telur menetas tiba waktunya dilahirkan, individu baru akan
keluar dari tubuh induknya.
Kadal sebenarnya merupakan hewan bertelur, tetapi
telurnya menetas di dalam tubuh induk betina kemudian anaknya keluar dari tubuh
induk betina. Hewan lainnya yang termasuk ovovivipar, antara lain, beberapa
jenis ular dan ikan hiu, paus, ikan pari. Ciri-ciri ovovivipar sama dengan
ciri-ciri ovipar.
C.
Proses Perkembangbiakan Pada Tumbuhan
Cara perkembangbiakan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu perkembangbiakan secara generatif (kawin) dan
perkembangbiakan secara vegetatif (tak kawin).
1. Tumbuhan
Berkembang Biak secara Generatif
Perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului dengan
penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang
mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik
yang mengandung sel kelamin betina.
Alat-alat
perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan
bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Namun, secara umum bagian-bagian
bunga yang lengkap dapat kamu lihat pada gambar berikut.
Alat
perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan
alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Benang sari
terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari yang cukup tua
terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk sari
terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid.
Putik
terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal buah. Di dalam bakal buah
terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat
kantung lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan
sel kelamin betina atau sel telur (ovum).
Perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan, yaitu melekatnya atau
jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah terjadi penyerbukan, pada serbuk
sari tumbuh buluh serbuk sari yang menuju ruang bakal biji. Kemudian sel
kelamin jantan atau spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui buluh serbuk
sari. Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu peleburan sel kelamin atau
spermatozoid dengan sel kelamin betina atau sel telur. Hasil dari pembuahan
adalah zigot. Zigot berkembang menjadi lembaga, bakal biji berkembang menjadi
biji dan bakal buah berkembang menjadi daging buah. Lembaga yang berada di
dalam biji merupakan calon tumbuhan baru. Tumbuhan akan tumbuh jika biji itu
ditanam atau berada pada lingkungan yang cocok.
Seperti
telah dijelaskan di bagian sebelumnya, perkembangbiakan generatif pada tumbuhan
didahului dengan peristiwa penyerbukan. Berdasarkan asal serbuk sari,
penyerbukan dibedakan menjadi empat macam.
a. Penyerbukan
sendiri, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri.
b. Penyerbukan
tetangga, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain tetapi kedua bunga
itu masih satu pohon.
c. Penyerbukan
silang, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon
tetapi masih satu jenis.
d. Penyerbukan
bastar, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon
dan tidak sejenis tetapi masih satu famili. Contoh penyerbukan antara cabe
merah dengan cabe rawit.
2. Tumbuhan
Berkembang Biak Secara Vegetatif
Pernahkah
kalian melihat pohon pisang tumbuh membentuk rumpun atau kumpulan pohon pisang
di sekitarnya? Atau mungkin kalian pernah mem- perhatikan tumbuhan cocor yang
memiliki tunas di ujung daunnya. Contoh-contoh di atas merupakan cara
perkembangbiakan tumbuhan dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif
pada tumbuhan dikelompokkan menjadi perkembangbiakan vegetatif alami dan
vegetatif buatan.
a. Perkembangbiakan
Vegetatif Alami
Perkembangbiakan
vegetatif alami adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang
terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia. Macam-macam perkembangbiakan
vegetatif alami, antara lain menggunakan umbi lapis, umbi batang, umbi akar,akar
tinggal, geragih, tunas, tunas adventif.
1) Umbi
batang
Coba
kalian perhatikan umbi yang terdapat pada tanaman kentang! Kalian akan
menemukan bakal-bakal tunas yang nanti akan tumbuh men- jadi tumbuhan baru.
Kentang ter- masuk tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi batang.
Umbi batang adalah
batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi umbi. Umbi
batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan itu. Pada
permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata tunas.
2) Umbi
lapis
Umbi
lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis
tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan
akar serabut. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang
merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip.
Perkembagbiakan
umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas ketiak yang paling luar.
Pada awal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Jika siung itu
telah berdaun dan berakar, siung itu dapat membuat makanannya sediri dengan
melakukan fotosintesis.
3) Umbi
akar
Umbi akar adalah akar yang membesar berisi
cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan
tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru. tumbuhan yang memiliki
umbi akar, antara lain dahlia, wortel, lobak, dan singkong.
Pada
singkong umbi akarnya tidak dapat untuk berkembang biak, karena tidak ada
pangkal batangnya. Sedangkan umbi akar pada dahlia dan wortel dapat untuk
berkembang biak karena ada tunas pada pangkal batangnya.
4) Akar
tinggal
Akar
tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan
tanah. Tunas tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar tinggal. Contoh
tumbuhan yang memiliki akar tinggal, antara lain kunyit, jahe, lengkuas, dan
kencur.
5) Geragih
Geragih
atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan
baru dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke
atas. Pada bagian yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan
berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh menjalar dan tidak tergantung lagi pada
induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki, dan strowberi.
6) Tunas
Tunas
tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan
baru dan tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini
tidak tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan
tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang,
bambu, dan tebu.
7) Tunas
adventif
Tunas
adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas
ini tumbuh di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian
daun dan akar. Contoh tumbuhan yag berkembang biak dengan tunas adventif adalah
cocor bebek, sukun, cemara, dan kersen/talok.
b. Perkembangbiakan
vegetatif buatan
Perkembangbiakan
vegetatif buatan adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang
sengaja di lakukan oleh manusia atau dengan bantuan manusia. Macam-macam
perkembangbiakan vegetatif buatan, antara lain mencangkok, menempel (okulasi),
menyambung/ mengenten, stek, dan merunduk.
1) Mencangkok
Mencangkok adalah
memperbanyak tumbuhan dengan cara memotong dahan tumbuhan induknya. Tumbuhan
yang dapat dicangkok adalah tumbuhan dikotil atau biji berkeping dua, misalnya
jeruk, jambu, mangga, rambutan,durian, dan sebagainya.
2)
Menempel (okulasi)
Okulasi atau menempel adalah menempelkan mata tunas
dari dua tanaman yang sejenis, tetapi berbeda sifat misalnya mangga manalagi
dengan mangga arum manis. Pada dasarnya tujuan okulasi atau menempel sama
dengan tujuan mengenten atau menyambung, yaitu menggabungkan sifat-sifat unggul
dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki gabungan sifat
unggul.
3)
Menyambung/mengenten
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang
bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah
menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu
tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul. Perhatikan contoh berikut!
Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga
pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua
berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang
berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar
kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.
4)
Stek
Menyetek adalah memperbanyak tumbuhan dengan menancapkan
atau menanam potongan-potongan batang tumbuhan induknya. Tumbuhan yang dapat
distek antara lain ketela pohon, tebu, mawar, melati, dan kangkung.
Selain stek batang dikenal pula stek daun dan stek pucuk. Tumbuhan
yang dapat diperbanyak dengan stek pucuk antara lain teh dan anak nakal
(teh-tehan). Sedangkan tumbuhan yag diperbanyak dengan stek daun antara lain begonia dan sanseviera.
5)
Merunduk
Merunduk adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara merundukan batang
atau cabang ke tanah sehingga tumbuh akar. Setelah akarnya banyak cabang yang
berhubungan dengan tumbuhan induk induk dipotong. Tumbuhan yang biasa
dikembangbiakan antara lain alamanda, anyelir, apel, selada air, anggur dan
sebagainya.
Perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan
memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. Berikut beberapa keuntungan dan
kerugian vegetatif buatan.
a.
Sifat tumbuhan baru sama
persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan unggul maka tumbuhan baru
pun akan bersifat unggul.
b.
Cepat memberikan hasil jika
dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya.
Sedangkan kerugian vegetatif buatan adalahsebagai
berikut.
a.
Tumbuhan yang diperbanyak
secara vegetatif buatan tidak memiliki akar tunggang sehingga mudah tumbang.
b.
perkembangbiakan vegetatif
buatan menghasilkan sedikit keturunan atau tumbuhan baru.
c.
merusak tumbuhan induk.
BAB IV
PENUTUP
A.
Simpulan
Proses perkembangbiakan pada
manusia dimulai dari penggabungan antara sel telur dengan sel sperma sehingga
membentuk zigot, lalu zigot tersebut akan terus membelah dan menjadi embrio,
lalu embrio mulai menjadi janin dalam 120 jam, setelah selama kurang lebih 38
minggu proses kehamilan di dalam rahim, bayi akan lahir, lalu menjadi
kanak-kanak, remaja atau pubertas, dan menua lalu dengan bertambahnya umur maka
akan meninggal.
Proses perkembangbiakan pada
hewan dibedakan menjadi vegetatif ( perkembangbiakan secara tidak kawin ) dan
generatif ( perkembangbiakan secara kawin ). Perkembangbiakan secara vegetatif
dibagi menjadi 3 yaitu : membelah diri, tunas, dan fragmentasi. Sedangkan
perkembangbiakan secara generatif pada hewan hampir sama seperti manusia, namun
berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya dibedakan menjadi 3 yaitu : hewan
beranak ( vivipar ), hewan bertelur ( ovipar ), hewan beranak dan bertelur ( ovovivipar
).
Proses perkembangbiakan pada
tumbuhan dibedakan menjadi vegetatif ( perkembangbiakan secara tidak kawin )
dan generatif ( perkembangbiakan secara kawin ). Perkembangbiakan tumbuhan
secara generatif yaitu dengan melalui proses penyerbukan atau peristiwa
jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan dan kepala putik yang
mengandung sel kelamin betina. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif
dibedakan lagi menjadi 2 yaitu : vegetatif alami dan buatan. macam – macam
perkembangbiakan vegetatif alami yaitu : umbi lapis, umbi batang, umbi akar,
akar tinggal, geragih, tunas, dan tunas adventif. Sedangakan macam - macam
perkembangbiakan vegetatif buatan yaitu : mencangkok, menempel, menyambung,
stek, dan merunduk.
B.
Saran
Alangkah baiknya jika anak – anak dari
usia dini sudah dikenalkan atau diberitahu tentang proses perkembangbiakan
makhluk hidup terutama pada manusia dan diberikan suatu nasehat agar mereka
terhindar dari pergaulan bebas yang sekarang makin banyak terjadi di kalangan
pelajar dan tidak menutup kemungkinan anak Sekolah Dasar juga dapat menjadi
bagian dari hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad
S. Ruky. 2006. Sistem Manajemen
Kinerja. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka utama.
Campbell. 2012. Buku Ajar Biologi.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Harsono, 2011, 2001, Etnografi
Pendidikan sebagai Desain Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Hasibuan, Malayu.
2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung,
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hendro Darmodjo
& Jenny
R.E Kaligis. 1992 .
Pendidikan IPA. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Heri Sulistyanto Edy Wiyono.
2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta :Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Jacobson, Willard J. Science For Children
: a book for teachers. Engelwood Cliffs, N.J: Petice-Hall.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.
Yogyakarta: Kanisius
Mulyasa. 2010.
Menjadi Guru Profesional
(Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan kesembilan.
Soekidjan. 2009. Manjaemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Usman Samatowa. (2006).
Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan
Nasional
Winaputra, S. 1992. Ilmu Pendidikan.
Remaja Rosdakarya. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar