23 Oktober 2019

Artikel Tentang Perkembangbiakan Makhluk Hidup




ARTIKEL
Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Media Pembelajaran Berbasis ICT
Dosen Pengampu : Surya Priyambudi, S.Pd., M.Pd.







Disusun oleh :
CAHYANI RAHMATIKA
1686206051


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BINA INSAN MANDIRI
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta inayah-Nya kepada kita semua. Kesejahteraan semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita menuju jalan kebenaran.
Alhamdulillah, saya telah menyelesaikan tugas artikel yang berjudul “Perkembangbiakan Makhluk Hidup” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Berbasis ICT tahun akademik 2018-2019.
Makalah ini tidak lepas dari segala kekurangan, mengingat pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis tidak menutup diri dari segala saran dan kritikan dari pembaca untuk menyempurnakan artikel ini.


Surabaya,     Februari  2019


   Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................................... i
Kata pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar isi ............................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang ................................................................................................................ 1
B.     Rumusan masalah ........................................................................................................... 1
C.     Tujuan ............................................................................................................................ 1
D.    Manfaat........................................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI
A.    Pengertian Pendidikan.................................................................................................... 2
B.     Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar .............................................................................. 3
C.     PErkembangbiakan Makhluk Hidup .............................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN
A.    Proses Perkembangbiakan Pada Manusia ...................................................................... 7
B.     Proses Perkembangbiakan Pada Hewan ...................................................................... 10
C.     Proses Perkembangbiakan Pada Tumbuhan.................................................................. 14
BAB IV PENUTUP
A.    Simpulan ...................................................................................................................... 21
B.     Saran ............................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 22


BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui makhluk hidup ada di sekeliling kita, bahkan di lingkungan terkecil pun, kita dapat menemukan makhluk hidup. Makhluk hidup sendiri adalah segala sesuatu yang bisa bernafas dan bisa bergerak. Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan (air maupun darat) serta tumbuhan. Tidak hanya memiliki kemampuan untuk bernafas, bergerak, makhluk hidup juga mempunyai kemamapuan untuk berkembangbiak yang dalam hal ini tumbuh dan berkembang. Perkembangbiakan adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru yang sifatnya sama atau menyerupai induknya.
Tanpa kita sadari makhluk hidup di sekitar kita, kian hari kian bertambah jumlahnya. Contohnya saja manusia. Populasi manusia semakin bertambah dari tahun ke tahun. Mengapa hal itu terjadi? Karena setiap makhluk hidup berusaha melestarikan jenisnya dari kepunahan. Oleh karena itu,  setiap makhluk hidup memliki kemampuan untuk berkembang biak. Berkembangbiak sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan keturunan atau penerus dari spesies yang sama dengan orang tua atau induknya. Jika makhluk hidup tidak melakukan perkembangbiakan maka spesies itu akan punah, maka dari itu berkembangbiak sangat diperlukan dalam kehidupan makhluk hidup.
Dalam artikel kali ini penulis sangat tertarik untuk membahas masalah tersebut dengan judul “Perkembangbiakan Makhluk Hidup”.
     B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana proses perkembangbiakan pada manusia?
2.      Bagaimana proses perkembangbiakan pada hewan?
3.      Bagaimana proses perkembangbiakan pada tumbuhan?
    C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui proses perkembangbiakan pada manusia.
2.      Untuk mengetahui proses perkembangbiakan pada hewan.
3.      Untuk mengetahui proses perkembangbiakan pada tumbuhan.
D.    Manfaat
1.      Bagi Mahasiswa
Untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah ICT
2.      Bagi Dosen
Sebagai bahan pertimbangan untuk nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah ICT
BAB II
LANDASAN TEORI
    A.    Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses, tekhnik, dan metode belajar mengajar dengan maksud mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang relative lama.
Sedangkan menurut pusat bahasa departemen pendidikan nasional, pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata cara seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Harsono ; 2011:162)
Menurut Hasibuan yang dikutip dari Edwin. B. Flippo (2002:69) pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh. Menurut Ruky dalam Hendrik Setiawan (2006) pendidikan/belajar (learning) adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak karyawan dalam upaya menguasai, keterampilan, pengetahuan, dan sikap tertentu yang mengakibatkan perubahan yang relative bersifat permanen dalam perilaku kerja mereka.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1)
Pengertian pendidikan menurut instruksi presiden no. 15 tahun 1974, pendidikan adalah segala sesuatu usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan pancasila (Soekidjan, 2009 : 138). Sedangkan pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori (Hasibuan, 2001 : 69)
Disamping bekerja seringkali pendidikan merupakan syarat pokok untuk memegang fungsi tertentu, pada dasarnya fungsi pendidikan adalah sama dengan fungsi latihan yaitu memperlancar dalam melaksanakan tugas, kegiatan memperbaiki dan pengembangan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan pegawai yang bersangkutan.
Pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang tidak dapat dipisahkan dari sistem organisasi. Adanya pegawai yang baru dan yang akan menempati posisi baru, mendorong pihak kepegawaian senantiasa menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan.
Menurut Andrew F. Sikula pengembangan mengacu pada masalah staff dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang, menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manager belajar pengetahuan kenseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
    B.     Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
1.      Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan alam merupakan terjemahan kata-kata Inggris yaitu natural science, artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini.
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992 : 3). Menurut Nash 1963 (dalam Hendro Darmodjo, 1992 : 3) IPA adalah cara atau metode untuk   mengamati  alam  yang  sifatnya  analisis,  lengkap,  cermat  serta menghubungkan antara fenomena alam yang satu dengan fenomena alam yang lainnya. Sedangkan  menurut Powler (dalam Winaputra, 1992:122) IPA merupakan ilmu yang berhubungan  dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur dan berlaku umum berupa kumpulan hasil observasi dan eksperimen.  
Secara umum IPA adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena atau gejala-gejala alam yang terjadi di lingkungan. Sedangkan menurut Sri (2006, hlm. 1) mengemukakan bahwa “Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau sains (science) adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat dan gejala-gejala alam.” Sedangkan menurut Sudjana (2003, hlm. 13) mengemukakan bahwa “IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang diajarkan mulai dari siswa SD sampai perguruan tinggi (PT).
Menurut Rom Harre (Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis, 1993: 4), Science is a collection of well attested theories which explain the patterns and regularities among carefully studied phenomena. Bila diterjemahkan secara bebas artinya sebagai berikut: IPA adalah kumpulan teori yang telah diuji kebenarannya yang menjelaskan tentang pola-pola keteraturan dari gejala alam yang diamati secara seksama. Pendapat Harre ini memuat dua hal yang penting yaitu Pertama, bahwa IPA suatu kumpulan pengetahuan yang berupa teori-teori. Kedua, bahwa teori-teori itu berfungsi untuk menjelaskan gejala alam.
Lebih lanjut Jacobson & Bergman (1980: 4), mendefinisikan IPA sebagai berikut: “ Science is the investigation and interpretation of events in the natural, physical environment and within our bodies”. IPA merupakan penyelidikan dan interpretasi dari kejadian alam, lingkungan fisik, dan tubuh kita.
Berdasarkan pengertian-pengertian IPA/sains di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA terdiri atas 3 unsur utama. Ketiga unsur tersebut  yaitu produk, proses ilmiah, dan pemupukan sikap. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam yang disajikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip atau hukum (IPA  sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau  metode  untuk  mengetahui  dan  memahami  gejala-gejala  alam (IPA sebagai proses ilmiah) serta upaya pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).
2.      Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan siswa memupuk  rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan kemampuan bertanya  dan  mencari  jawaban  atas  fenomena  alam  berdasarkan  bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah.
Menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1993: 6), tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebagai berikut:
a.       Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya;
b.      Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA, berupa “keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana;
c.       Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran penciptanya;
d.      Memiliki bekal pengetahuan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan pendidikan IPA di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah agar peserta didik mampu memiliki kemampuan sebagai berikut:
a.       Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b.      Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d.      Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
e.       Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f.       Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g.      Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. (Mulyasa, 2010: 111).
    C.    Perkembangbiakan Makhluk Hidup
Perkembangbiakan makhluk hidup merupakan  bagian  dari  pelajaran  IPA. Pembelajaran IPA yang baik harus mengaitkan IPA dengan kehidupan sehari- hari siswa. Siswa diberi kesempatan  untuk mengajukan pertanyaan, membangkitkan  ide-ide  siswa,  membangun  rasa  ingin  tahu  tentang  segala sesuatu  yang ada di lingkungannya,  membangun keterampilan (skill)  yang diperlukan,  dan  menimbulkan  kesadaran  siswa  bahwa  pembelajaran  IPA menjadi  sangat  diperlukan  untuk  dipelajari  (Samatowa,  2006:  104).  Dapat disimpulkan bahwa  pembelajaran IPA di SD  perlu didasarkan pada pengalaman langsung siswa di kehidupannya sehari-hari serta  menimbulkan kesadaran siswa untuk belajar IPA.
Berkembang biak artinya makhluk hidup dapat menghasilkan keturunan, tujuannya yaitu untuk memperbanyak keturunan agar jenisnya tidak punah. Cara perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Manusia berkembang biak dengan cara melahirkan anak, hewan berkembang biak dengan cara bertelur, beranak, bertelur-beranak, bertunas, fragmentasi, dan lain-lain. Tumbuhan berkembang biak secara alami dan buatan. Perkembangbiakan alami pada tumbuhan dilakukan dengan biji, tunas, spora, membelah diri, umbi, akar tinggal, sedangkan perkembangbiakan bauatan tumbuhan misalnya stek, cangkok, kultur jaringan.  Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif atau kawin dapat dilakukan dengan ditandai munculnya bunga. Organ-organ bunga yaitu sepal, petal, stamen, dan karpel. Stamen dan karpel merupakan organ reproduktif, sedangkan sepal dan petal merupakan organ steril. Stamen terdiri dari anter dan filamen, sementara karpel terdiri dari stigma, stilus, dan ovarium. 
Stamen (benang sari) merupakan alat kelamin jantan, sedangkan alat kelamin betina adalah karpel (putik). Di dalam benang sari terdapat serbuk sari yang merupakan sel kelamin jantan. Tidak semua tumbuhan memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga. Tumbuhan yang memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga disebut bunga sempurna/ bunga ideal.
Perkembangbiakan secara kawin pada tumbuhan dimulai dengan penyerbukan atau polinasi. Polinasi adalah transfer polen dari anter ke stigma (kepala putik). Jika polinasi berhasil, maka akan menghasilkan sebuah tabung polen yang kemudian tumbuh dan turun ke ovarium melalui stilus. Tabung polen tersebut kemudian melepaskan dua sperma ke dalam gametofit betina (kantong embrio) ke dalam ovul. Saat mencapai gametofit betina, salah satu sperma memfertilisasi sel telur dan membentuk zigot. Sperma yang lain berkombinasi dengan dua nukleus polar dari kantong embrio sel tengah yang besar dan membentuk nukleus triploid yang berkembang menjadi endosperma. Penyatuan dua sel sperma dengan nukleus-nukleus yang berada pada gametofit tersebut dinamakan fertilasasi ganda (Campbell, dkk, 2012: 389). Setelah fertilisasi ganda, maka setiap ovul berkembang menjadi biji dan ovarium berkembang menjadi buah yang menyelubungi biji.  Biji yang dihasilkan nanti merupakan cikal bakal dari tumbuhan baru.




BAB III
PEMBAHASAN
    A.    Proses Perkembangbiakan Pada Manusia
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dapat berkembang biak. Makhluk hidup berkembang biak untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah. Demikian pula manusia. Untuk melestarikan jenisnya, manusia berkembang biak secara kawin (generatif). Perkembangbiakan secara kawin ter-jadi karena ada proses penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Sel sperma dihasilkan laki-laki dan sel telur dihasilkan perempuan.
Manusia dapat memulai proses perkembangbiakan ketika sudah dewasa. Sebelum dewasa, manusia mengalami proses menuju kedewasaan yang  ditandai dengan masa pubertas.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai sejak penggabungan antara sel sperma dan sel telur yang membentuk zigot. Zigot merupakan cikal bakal dari individu baru. Pertumbuhan dan perkembangan berlanjut hingga manusia dewasa dan akan mengalami penuaan. Pertumbuhan dan perkembangan pada manusia secara umum terjadi dalam dua tahap. 
Pertumbuhan dan perkembangan tahap pertama terjadi di dalam rahim. Adapun pertumbuhan dan perkembangan tahap kedua terjadi di luar rahim. Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh. Contohnya, bertambahnya berat badan dan tinggi badan. Adapun perkembangan adalah kegiatan sel-sel dalam membentuk fungsi-fungsi khusus tubuh.
1.      Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia di dalam Rahim.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim dimulai ketika terjadi penggabungan antara sel sperma dan sel telur. Rahim hanya dimiliki perempuan. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan pertama kali terjadi di dalam tubuh seorang ibu. Bergabungnya sel sperma dan sel telur akan membentuk zigot. Proses tersebut dinamakan dengan proses pembuahan atau fertilisasi. Setelah terjadi pembuahan, zigot akan terus membelah dan membentuk embrio. Setelah 120 jam dari pembelahan, embrio akan menempel di dinding rahim ibu. Perhatikanlah Gambar dibawah ini. Proses penempelan ini disebut implantasi. Embrio  tumbuh menjadi janin dan mulai mendapatkan makanan dan oksigen. Makanan dan oksigen diperoleh dari ibu.
Masa pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim disebut juga dengan masa kehamilan. Masa kehamilan itu terjadi selama kurang lebih 38 minggu. Setelah kurang lebih 38 minggu di dalam rahim, bayi akan lahir ke dunia dan memulai pertumbuhan dan perkembangannya di luar rahim. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia di dalam rahim dapat dijelaskan dalam Gambar berikut.





2.      Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia di Luar Rahim
Pertumbuhan dan perkembangan manusia di luar rahim atau setelah lahir terjadi dalam beberapa tahap.

Elizabeth Hurlock, seorang ahli psikologi perkembangan, membaginya ke dalam empat tahapan. Tahapannya sebagai berikut.
a.    Tahap orok, mulai lahir sampai usia dua minggu.
b.    Tahap bayi, mulai usia dua minggu sampai usia dua tahun.
c.    Tahap kanak-kanak, mulai usia dua tahun sampai masa pubertas (sekitar 11 tahun).
d.   Tahap remaja atau pubertas, mulai usia 9 sampai 14 tahun, dan berakhir menjelang usia 20 tahunan dengan ditandai berhentinya pertambahan tinggi badan.
Tahapan pubertas ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan manusia untuk berkembang biak, karena dengan terjadinya perubahan fisik pada tubuh memungkinkan manusia dapat berkembang biak secara kawin.
Masa pubertas pada anak perempuan juga lebih cepat dibandingkan dengan anak laki- laki. Perubahan yang jelas terlihat pada perubahan fisiknya yang mengiringi perubahan utama yang terjadi dalam tubuh. Perubahan tersebut dikendalikan oleh hormon kelamin.
Ciri-ciri perubahan fisik  dapat kita lihat pada masa pubertas adalah sebagai berikut.
a.       Pubertas pada Laki-Laki
Pada masa pubertas, setiap laki-laki akan mengalami perubahan sebagai berikut:
1)      Tumbuhnya tulang yang menonjol di tengah-tengah leher. Tulang ini disebut jakun. Tumbuh-nya jakun ini disertai dengan membesarnya suara.
2)      Tumbuhnya rambut-rambut di beberapa bagian tubuh, antara lain kumis, janggut, rambut di ketiak, dan rambut di sekitar alat kelamin.
3)      Dada akan lebih membidang.
b.      Pubertas pada Perempuan
Perubahan  fisik perempuan pada saat pubertas akan terlihat lebih jelas dibandingkan dengan laki-laki. Perubahan yang dialami adalah sebagai berikut.
1)      Tumbuhnya payudara.
2)      Pinggul melebar sehingga bentuk tubuh pun akan terlihat lebih melekuk.
3)       Tumbuhnya rambut di ketiak dan di sekitar alat kelamin.
4)      Suara jadi melengking
Kematangan perkembangan alat kelamin pada perempuan, ditandai dengan terjadinya menstruasi. Menstruasi adalah keluarnya sel telur (ovum) dari indung telur (ovarium) yang tidak dibuahi bersama lapisan dinding rahim yang banyak mengandung pembuluh darah. Pada saat  menstruasi darah keluar sedikit demi sedikit malalui lubang kelamin (vagina) selama 2-14 hari, mentruasi terjadi setiap bulan sekali atau terjadi setiap 28 hari sekali. Namun setiap wanita lama menstruasi dan siklus menstruasi berbeda-beda.
Apabila seorang perempuan telah mengalami menstruasi  berarti telah memper- siapkan diri untuk terjadinya kehamilan. Pinggul membesar untuk mempermudah kelahiran dan payudara membesar untuk mempersiapkan air susu bagi bayi yang dilahirkannya.





Pubertas pada anak laki-laki ditandai dengan dihasilkannya sel sperma (sel kelamin jantan) oleh alat kelamin laki-laki yang disebut testis. Jutaan sperma dihasilkan setiap hari oleh seorang laki-laki. Sehingga apabila testis telah penuh, kemungkinan sperma keluar dengan sendirinya melalui mimpi, yang dikenal dengan mimpi basah.
Dengan terjadinya perubahan dalam tubuh, seorang perempuan dapat menghasilkan sel telur dan seorang laki-laki dapat menghasilkan sel sperma. Hal inilah memungkinkan manusia melakukan perkembangbiakan atau kawin. Namun, untuk manusia ketika akan melakukan proses perkembangbiakan harus memperhatikan nilai-nilai agama, yaitu melalui proses pernikahan. Melestarikan keturunan tanpa melalui proses pernikahan merupakan tindakan tidak bermoral yang harus dihindari. Maka hati-hatilah dalam bergaul antara laki-laki dengan perempuan. Hindarilah pergaulan bebas dan hal-hal yang menjurus ke pergaulan bebas, seperti berdua-duaan antara laki dan perempuan, hindari tontonan dan bacaan yang tidak pantas. Selain itu, ikutilah aturan-aturan dalam agama seperti berpenampilan baik, berbudi pekerti luhur dan selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dengan cara beribadah.
Setelah usia 40 tahun tubuh kita akan menua dengan cepat. Masa ini disebut lanjut usia. Masa lanjut usia ditandai dengan kulit menjadi berkerut, tulang-tulang makin rapuh, otot makin lemah, rambut menipis, dan memutih. Pada akhirnya fungsi organ dalam tubuh berhenti dan suatu saat seseorang meninggal.
    B.     Proses Perkembangbiakan Pada Hewan
Proses perkembangbiakan pada hewan berbeda dengan manusia, proses perkembangbiakan hewan ada yang secara tidak kawin (Vegetatif) dan secara kawin (Generatif)
1.      Perkembangbiakan Secara Tidak Kawin (Vegetatif)
a.       Membelah Diri
Membelah diri Perkembangbiakan terjadi pada hewan bersel satu, seperti amoeba, proto- zoa, paramecium, dan virus. Secara umum perkembangbiakan vegetatif pada hewan bersel satu dengan cara membelah diri. Hewan bersel satu, seperti amoeba, mempunyai inti sel. Perkembangbiakan amoeba dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua bagian. Setelah itu dikuti dengan pembelahan cairan sel dan dinding sel. Akhirnya terbentuklah dua sel amoeba baru. Kedua amoeba ini hidup mandiri dan akan membelah diri lagi.



b.      Tunas
Tunas Calon anak muncul dari bagian samping tubuh. Lama kelamaan calon anak tersebut besar dan memisahkan diri. Contoh hewan yang dapat bertunas adalah anemon laut dan hydra.
Hydra adalah hewan yang tidak bertulang belakang.  Hydra hidup pada air tawar. Pada tubuh Hydra dewasa akan muncul tonjolan. Tonjolan tersebut akan terus tumbuh dan membesar. Ketika setelah cukup besar, tunas itu akan terlepas dari tubuh induknya. Tunas  yang terlepas akan tumbuh dan berkembang menjadi individu baru.


c.       Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan yang berasal dari potongan tubuhnya sendiri. Contoh hewan yang berkembang biak dengan cara fragmentasi adalah planaria.
Cacing planaria merupakan cacing pipih. Planaria bisa kamu temukan di bawah bebatuan di sungai. Ukurannya sangat kecil . Jika kita potong salah satu bagian tubuhnya, potongan tubuh itu akan tumbuh menjadi individu baru.


2.      Perkembangbiakan Secara Kawin (Generatif)
Setiap makhluk hidup mempunyai kemampuan memperbanyak jenisnya, begitu pula hewan. Hewan yang telah dewasa akan membentuk sel-sel kelamin. Hewan jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan atau sperma, sedangkan hewan betina akan menghasilkan sel kelamin betina atau sel telur/ovum.
Perkembangbiakan generatif pada hewan diawali dengan perkawinan atau pembuahan. Pembuahan adalah peleburan antara ovum dengan sperma setelah terjadi pembuahan terbentuklah zigot. Zigot adalah sel telur yang telah dibuahi. Selanjutnya zigot tumbuh menjadi janin, kemudian janin tumbuh menjadi anak atau individu baru. Berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya, maka hewan dikelompokkan menjadi hewan beranak (vivipar), hewan bertelur (ovipar) dan hewan bertelur-beranak (ovovivipar).
a.       Hewan Beranak atau Vivipar
Vivipar adalah hewan yang melahirkan anaknya. Hewan beranak atau vivipar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1)      Janin tumbuh di dalam rahim induk betina (masa kehamilan).
2)      Janin memperoleh makanan dari induknya dengan perantaraan tali pusat atau plasenta.
3)      Pertumbuhan janin relatif lambat.
4)      Bentuk tubuh anak yang lahir sama dengan bentuk tubuh induk.
5)      Mempunyai daun telinga.
6)      Induk betina menyusui anaknya. Hewan menyusui anaknya disebut mamalia.
Contoh hewan beranak antara lain kambing, gajah, kucing, singa, tikus, kerbau, kelelewar, sapi, kuda, beruang, paus, lumba-lumba, dan sebagainya.





b.      Hewan Bertelur atau Ovipar
Ovipar adalah hewan yang meletakan telur di luar  tubuh induk betinanya. Hewan bertelur atau ovipar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)      Janin tumbuh di luar tubuh induk betina tetapi di dalam telur bercangkang.
2)      Janin memperoleh  makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur.
3)      Janin tumbuh relatif cepat.
4)      Bentuk tubuh anak umumya sama dengan bentuk tubuh induknya.
5)      Tidak mempunyai daun telinga.
6)      Tidak  mempuyai kelenjar susu.
7)      Tidak menyusui anaknya.
Contoh hewan bertelur atau ovipar antara lain ayam, burung, ikan, penyu, ular, katak, kupu-kupu, dan sebagainya.
Pada beberapa unggas atau burung, telur dierami sehingga memperoleh panas yang sesuai dari tubuh induknya hingga menetas. Masa mengerami setiap jenis burung berbeda-beda. Misalnya, masa mengerami pada ayam adalah 21 hari. Setelah melalui masa mengerami telur ayam akan menetas, kulit telur akan pecah dan akan keluar anak ayam yang sama dengan induknya.
Beberapa hewan bertelur, seperti katak, kupu-kupu, nyamuk, dan belalang, ketika belum dewasa bentuk tubuh anaknya berbeda dengan bentuk tubuh induknya. Selama pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaan, hewan-hewan tersebut mengalami beberapa kali perubahan bentuk yang dikenal dengan istilah metamorfosis.





c.       Hewan Bertelur – Beranak atau Ovovivipar
Selain hewan ovipar dan vivipar, ada juga hewan yang dapat bertelur-melahirkan (ovovivipar). Pada hewan ovovivipar, setelah terjadi pembuahan, telur terus berkembang di dalam tubuh induk.  Makanan yang dibutuhkan embrio tidak berasal dari induk. Akan tetapi, makanan berasal dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Setelah telur menetas tiba waktunya dilahirkan, individu baru akan keluar dari tubuh induknya.
Kadal sebenarnya merupakan hewan bertelur, tetapi telurnya menetas di dalam tubuh induk betina kemudian anaknya keluar dari tubuh induk betina. Hewan lainnya yang termasuk ovovivipar, antara lain, beberapa jenis ular dan ikan hiu, paus, ikan pari. Ciri-ciri ovovivipar sama dengan ciri-ciri ovipar.
C.    Proses Perkembangbiakan Pada Tumbuhan
Cara perkembangbiakan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu perkembangbiakan secara generatif (kawin) dan perkembangbiakan secara vegetatif (tak kawin).
1.      Tumbuhan Berkembang Biak secara Generatif
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya tumbuhan baru yang didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan ke kepala putik  yang mengandung sel kelamin betina.
Alat-alat perkembangbiakan generatif tumbuhan terdapat pada bunga. Bentuk dan susunan bunga setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Namun, secara umum bagian-bagian bunga yang lengkap dapat kamu lihat pada gambar berikut.









Alat perkembangiakan tumbuhan adalah benang sari dan putik. Benang sari merupakan alat kelamin jantan dan putik merupakan alat kelamin betina. Benang sari terdiri dari tangkai sari dan kepala sari. Pada kepala sari yang cukup tua terdapat kotak sari yang berisi serbuk sari. Di dalam setiap serbuk sari terdapat sel kelamin jantan atau spermatozoid.
Putik terdiri kepala putik, tangkai putik,dan bakal buah. Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji. Di dalam setiap bakal biji terdapat kantung lembaga yang mengandung beberapa inti. Salah satu inti itu merupakan sel kelamin betina atau sel telur (ovum).
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan diawali dengan penyerbukan, yaitu melekatnya atau jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Setelah terjadi penyerbukan, pada serbuk sari tumbuh buluh serbuk sari yang menuju ruang bakal biji. Kemudian sel kelamin jantan atau spermatozoid masuk ke ruang bakal biji melalui buluh serbuk sari. Di dalam ruang bakal biji terjadi pembuahan, yaitu peleburan sel kelamin atau spermatozoid dengan sel kelamin betina atau sel telur. Hasil dari pembuahan adalah zigot. Zigot berkembang menjadi lembaga, bakal biji berkembang menjadi biji dan bakal buah berkembang menjadi daging buah. Lembaga yang berada di dalam biji merupakan calon tumbuhan baru. Tumbuhan akan tumbuh jika biji itu ditanam atau berada pada lingkungan yang cocok.
Seperti telah dijelaskan di bagian sebelumnya, perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan. Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi empat macam.
a.       Penyerbukan sendiri, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga itu sendiri.
b.      Penyerbukan tetangga, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain tetapi kedua bunga itu masih satu pohon.
c.       Penyerbukan silang, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon tetapi masih satu jenis.
d.      Penyerbukan bastar, yaitu serbuk sari jatuh ke kepala putik bunga lain yang berbeda pohon dan tidak sejenis tetapi masih satu famili. Contoh penyerbukan antara cabe merah dengan cabe rawit.
2.      Tumbuhan Berkembang Biak Secara Vegetatif
Pernahkah kalian melihat pohon pisang tumbuh membentuk rumpun atau kumpulan pohon pisang di sekitarnya? Atau mungkin kalian pernah mem- perhatikan tumbuhan cocor yang memiliki tunas di ujung daunnya. Contoh-contoh di atas merupakan cara perkembangbiakan tumbuhan dengan cara vegetatif. Perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dikelompokkan menjadi perkembangbiakan vegetatif alami dan vegetatif buatan.
a.       Perkembangbiakan Vegetatif Alami
Perkembangbiakan vegetatif alami adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang terjadi dengan sendirinya tanpa bantuan manusia. Macam-macam perkembangbiakan vegetatif alami, antara lain menggunakan umbi lapis, umbi batang, umbi akar,akar tinggal, geragih, tunas, tunas adventif.
1)      Umbi batang
Coba kalian perhatikan umbi yang terdapat pada tanaman kentang! Kalian akan menemukan bakal-bakal tunas yang nanti akan tumbuh men- jadi tumbuhan baru. Kentang ter- masuk tumbuhan yang berkembang biak  dengan umbi batang.
Umbi batang adalah batang yang tumbuh di dalam tanah dan ujungnya menggelembung menjadi umbi. Umbi batang tersebut sebenarnya merupakan cadangan makanan bagi tumbuhan itu. Pada permukaan umbi batang tumbuh sisik dan kuncup membentuk mata tunas.





2)      Umbi lapis
Umbi lapis merupakan pelepah daun yang berlapis-lapis. Pada bagian atas umbi lapis tumbuh daun, sedangkan pada bagian bawah umbi lapis terdiri dari cakram dan akar serabut. Contoh tumbuhan yang memiliki umbi lapis, antara lain bawang merah, bawang putih, bunga bakung, dan bunga tulip.
Perkembagbiakan umbi lapis dimulai dengan tumbuhnya siung pada tunas ketiak yang paling luar. Pada awal pertumbuhannya, siung mengambil makanan dari induknya. Jika siung itu telah berdaun dan berakar, siung itu dapat membuat makanannya sediri dengan melakukan fotosintesis.







3)      Umbi akar
Umbi  akar adalah akar yang membesar berisi cadangan makanan. Jika umbi ini ditanam bersama dengan pangkal batang maka akan tumbuh tunas. Tunas tersebut merupakan tumbuhan baru. tumbuhan yang memiliki umbi akar, antara lain dahlia, wortel, lobak, dan singkong.
Pada singkong umbi akarnya tidak dapat untuk berkembang biak, karena tidak ada pangkal batangnya. Sedangkan umbi akar pada dahlia dan wortel dapat untuk berkembang biak karena ada tunas pada pangkal batangnya.






4)      Akar tinggal
Akar tinggal adalah batang yang seluruhnya berada dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. Tunas tumbuhan baru tumbuh dari ketiak sisik setiap buku akar tinggal. Contoh tumbuhan yang memiliki akar tinggal, antara lain kunyit, jahe, lengkuas, dan kencur.







5)      Geragih
Geragih atau stolon adalah batang yang tumbuh mendatar di permukaan tanah. Tumbuhan baru dimulai dengan kuncup ujung yang menyentuh tanah, kemudian membelok ke atas. Pada bagian yang menyentuh tanah akan tumbuh tunas yang berakar dan berdaun. Tunas-tunas itu tumbuh menjalar dan tidak tergantung lagi pada induknya, tetapi masih tetap berhubungan. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan cara geragih adalah antanan, arbei, rumput teki, dan strowberi.
6)      Tunas
Tunas tumbuh dari batang yang terdapat di dalam tanah. Tunas muda menjadi tumbuhan baru dan tumbuh di sekitar induknya sehingga terbentuklah rumpun. Tunas ini tidak tergantung pada induknya. Walaupun induknya ditebang, tunas ini akan tumbuh terus. Tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas, antara lain pisang, bambu, dan tebu.






7)      Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh tidak di ujung batang dan ketiak daun. Tunas ini tumbuh di bagian tumbuhan yang biasanya tidak bertunas, seperti pada bagian daun dan akar. Contoh tumbuhan yag berkembang biak dengan tunas adventif adalah cocor bebek, sukun, cemara, dan kersen/talok.






b.      Perkembangbiakan vegetatif buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan adalah perkembangbiakan secara tidak kawin pada tumbuhan yang sengaja di lakukan oleh manusia atau dengan bantuan manusia. Macam-macam perkembangbiakan vegetatif buatan, antara lain mencangkok, menempel (okulasi), menyambung/ mengenten, stek, dan merunduk.
1)      Mencangkok
Mencangkok adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara memotong dahan tumbuhan induknya. Tumbuhan yang dapat dicangkok adalah tumbuhan dikotil atau biji berkeping dua, misalnya jeruk, jambu, mangga, rambutan,durian, dan sebagainya.


2)      Menempel (okulasi)
Okulasi atau menempel adalah menempelkan mata tunas dari dua tanaman yang sejenis, tetapi berbeda sifat misalnya mangga manalagi dengan mangga arum manis. Pada dasarnya tujuan okulasi atau menempel sama dengan tujuan mengenten atau menyambung, yaitu menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki gabungan sifat unggul.





3)      Menyambung/mengenten
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul. Perhatikan contoh berikut!
Misalnya, ada dua tanaman mangga. Tanaman mangga pertama berakar kuat tetapi buahnya asam, sedangkan tanaman mangga kedua berakar lemah tetapi buahnya sangat manis. Untuk memperoleh pohon mangga yang berakar kuat dan berbuah manis, maka batang bawah dari tanaman mangga berakar kuat disambungkan dengan batang atas tanaman mangga yang berbuah manis.





4)      Stek
Menyetek adalah memperbanyak tumbuhan dengan menancapkan atau menanam potongan-potongan batang tumbuhan induknya. Tumbuhan yang dapat distek antara lain ketela pohon, tebu, mawar, melati, dan kangkung.
Selain stek batang dikenal pula stek daun dan stek pucuk. Tumbuhan yang dapat diperbanyak dengan stek pucuk antara lain teh dan anak nakal (teh-tehan). Sedangkan tumbuhan yag diperbanyak dengan  stek daun antara lain begonia dan sanseviera.




5)      Merunduk
Merunduk adalah memperbanyak tumbuhan dengan cara merundukan batang atau cabang ke tanah sehingga tumbuh akar. Setelah akarnya banyak cabang yang berhubungan dengan tumbuhan induk induk dipotong. Tumbuhan yang biasa dikembangbiakan antara lain alamanda, anyelir, apel, selada air, anggur dan sebagainya.






Perkembangbiakan vegetatif buatan pada tumbuhan memberikan beberapa keuntungan dan kerugian. Berikut beberapa keuntungan dan kerugian vegetatif buatan.
a.       Sifat tumbuhan baru sama persis dengan sifat tumbuhan induknya. Jika tumbuhan unggul maka tumbuhan baru pun akan bersifat unggul.
b.      Cepat memberikan hasil jika dibandingkan dengan ditanam dengan bijinya.
Sedangkan kerugian vegetatif buatan adalahsebagai berikut.
a.       Tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif buatan tidak memiliki akar tunggang sehingga mudah tumbang.
b.      perkembangbiakan vegetatif buatan menghasilkan sedikit keturunan atau tumbuhan baru.
c.       merusak tumbuhan induk.



BAB IV
PENUTUP
A.    Simpulan
Proses perkembangbiakan pada manusia dimulai dari penggabungan antara sel telur dengan sel sperma sehingga membentuk zigot, lalu zigot tersebut akan terus membelah dan menjadi embrio, lalu embrio mulai menjadi janin dalam 120 jam, setelah selama kurang lebih 38 minggu proses kehamilan di dalam rahim, bayi akan lahir, lalu menjadi kanak-kanak, remaja atau pubertas, dan menua lalu dengan bertambahnya umur maka akan meninggal.
Proses perkembangbiakan pada hewan dibedakan menjadi vegetatif ( perkembangbiakan secara tidak kawin ) dan generatif ( perkembangbiakan secara kawin ). Perkembangbiakan secara vegetatif dibagi menjadi 3 yaitu : membelah diri, tunas, dan fragmentasi. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif pada hewan hampir sama seperti manusia, namun berdasarkan tempat pertumbuhan janinnya dibedakan menjadi 3 yaitu : hewan beranak ( vivipar ), hewan bertelur ( ovipar ), hewan beranak dan bertelur ( ovovivipar ).
Proses perkembangbiakan pada tumbuhan dibedakan menjadi vegetatif ( perkembangbiakan secara tidak kawin ) dan generatif ( perkembangbiakan secara kawin ). Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif yaitu dengan melalui proses penyerbukan atau peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin jantan dan kepala putik yang mengandung sel kelamin betina. Sedangkan perkembangbiakan secara vegetatif dibedakan lagi menjadi 2 yaitu : vegetatif alami dan buatan. macam – macam perkembangbiakan vegetatif alami yaitu : umbi lapis, umbi batang, umbi akar, akar tinggal, geragih, tunas, dan tunas adventif. Sedangakan macam - macam perkembangbiakan vegetatif buatan yaitu : mencangkok, menempel, menyambung, stek, dan merunduk.
B.     Saran
Alangkah baiknya jika anak – anak dari usia dini sudah dikenalkan atau diberitahu tentang proses perkembangbiakan makhluk hidup terutama pada manusia dan diberikan suatu nasehat agar mereka terhindar dari pergaulan bebas yang sekarang makin banyak terjadi di kalangan pelajar dan tidak menutup kemungkinan anak Sekolah Dasar juga dapat menjadi bagian dari hal tersebut.



DAFTAR PUSTAKA

Achmad  S.  Ruky.  2006. Sistem  Manajemen  Kinerja. Jakarta  :  PT.  Gramedia Pustaka utama.
Campbell. 2012. Buku Ajar Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Harsono, 2011, 2001, Etnografi Pendidikan sebagai Desain Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hasibuan,  Malayu.  2001. Manajemen  Sumber  Daya  Manusia:Pengertian Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hendro   Darmodjo   &   Jenny   R.E   Kaligis. 1992 . Pendidikan   IPA.  Proyek Pembinaan Tenaga  Kependidikan  Direktorat  Jenderal  Pendidikan  Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Heri Sulistyanto Edy Wiyono. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta :Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan   Nasional
Jacobson, Willard J. Science For Children : a book for teachers. Engelwood Cliffs, N.J: Petice-Hall.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Mulyasa.  2010.  Menjadi  Guru  Profesional  (Menciptakan  Pembelajaran  Kreatif  dan Menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan kesembilan.
Soekidjan. 2009.  Manjaemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional
Winaputra, S. 1992. Ilmu Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.